Mengendalikan Kerusakan Lingkungan
Sumber daya hutan sebagai supporting life system adalah inti lingkungan hidup. Kondisi hutan yang kini sudah banyak terdegradasi maupun beralih fungsi menjadikan negeri ini banyak tertimpa bencana lingkungan. Kerusakan hutan terbesar dilakukan oleh perilaku manusia yang tidak terkendali. Penebangan tanpa ijin, kebakaran lahan dan hutan, perladangan lahan hutan, perambahan lahan dan konflik tenurial di kawasan hutan merupakan sebab-sebab utama kerusakan hutan. Di samping oleh kebijakan, pengaturan dan pengawasan oleh pemerintah sendiri yang lemah.
Data tahun 2000-an saja menunjukkan bahwa sekitar 60 juta hektare lahan hutan telah harus direhabilitasi. Angka luas kawasan hutan yang gundul konon sekitar 40 juta hektare. Bahkan perusakan hutan telah merambah kawasan konservasi, taman nasional dan hutan lindung. Di sisi lain ancaman deforestasi karena illegal logging tidak pernah mampu dihentikan. Kebakaran dan bahaya asap, bencana lingkungan yang timbul, serta degradasi tegakan hutan terus terjadi.
Kerusakan SDH mengakibatkan terjadinya bencana lingkungan yang menyengsarakan seperti bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, hilangnya berbagai plasma nutfah dan biodiversitas keanekaragaman hayati. Pemanasan global dan perubahan iklim telah berlangsung cukup lama dengan kerugian materiil bernilai mega-triliunan. Pembangunanpun terganggu bahkan mandeg apabila akses perekonomian terhadap SDH terputus.
Cinta Pohon
Melakukan penanaman pohon di manapun merupakan langkah utama yang sangat berguna. Bahkan melakukan penghijauan di dalam pot secara massal dan massif merupakan langkah terpuji. Hasil oksigen dari proses photosintesa dan penyerapan karbon yang dilakukan oleh tanaman sungguh sangat bermanfaat bagi kehidupan, menurunkan suhu udara, serta cara termurah meredam pemanasan global/perubahan iklim. Program reboisasi dan penghijauan yang diselenggarakan oleh pemerintah wajib didukung penuh. Sedangkan hutan yang tersisa termasuk khususnya hutan primer yang dipenuhi biodiversitas flora dan fauna, maupun hutan sekunder yang telah dimanfaatan harus dipulihkan, dijaga, dikembangkan, dan dipelihara dengan sungguh-sungguh.
Program Cinta Pohon yang akan merefleksikan kecintaan terhadap hutan dan sumber daya hutan sangat penting dilakukan melalui pendidikan sejak dini, serta penyuluhan dan bimbingan di lapangan. Praktik Cinta Pohon tersebut secara luas perlu didorong untuk dijadikan bagian dari kurikulum sekolah-sekolah.
Gerakan budaya NO CHEATING Indonesia ditanamkan sebagai landasan moral bangsa dalam menyiapkan para pemimpin-pemimpin bangsa yang bersih, tidak curang dan menjauhi sikap koruptif. Khususnya di bidang pengelolaan sumber daya hutan dan alam linggkungan
Apa yang Harus Dilakukan
Sejarah mencatat bahwa kejayaan hutan Indonesia yang awalnya seluas 143 juta hektare, terbesar ke tiga di dunia setelah Brasilia dan Kongo, memiliki sumbangan yang sangat besar bagi pembangunan nasional maupun dalam percaturan perniagaan hasil-hasil hutan dunia. Kondisi SDH yang telah banyak yang rusak harus kita perbaiki bersama dengan melibatkan semua pihak unsur bangsa dan masyarakat luas.
Perencanaan dan pengelolaan kehutanan serta ekosistem lingkungannya diperbaiki pemerintah dengan memanfaatkan tehnologi canggih, didukung pihak-pihak lembaga non pemerintah baik nasional maupun internasional. Salah satu yang sangat strategis adalah menguji ulang dan memperbaiki kembali penataan ruang lahan di luar maupun di dalam kawasan hutan, agar setiap langkah penggunaan lahan hutan maupun lahan milik/non hutan terjaga penggunaannya dari akibat terjadinya kerusakan lahan dan bencana lingkungan.
(Transtoto Handadhari)
Direktur Utama Perum Pehutani 2005-2008; Ketua Umum Perkumpulan Green Network Indonesia-BERBANGSA