ArtikelSeputar Paroki

Karena Masa Depan Sungguh Ada

Ditengah situasi pandemi seperti sekarang ini, banyak hal yang berubah, tertunda dan bahkan terhenti. Salah satu contoh perubahan yang sangat dirasakan yaitu di bidang pendidikan. Dimana para guru dan murid tidak bisa bertemu secara langsung dalam proses belajar mengajar, mereka terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui media elektronik yang ada. Namun apakah para guru sudah memanfaatkan teknologi yang ada dalam penyampaian materi yang menarik atau yang terjadi pemberian tugas jarak jauh.

Maka pada Kamis, (5/11) Kementrian Agama melalui BIMAS Katolik Provinsi Jawa Barat mengadakan Pembinaan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar Berbasis ICT di Kota Bogor Tahun2020 bertempat di Paroki Santo Fransiskus Asisi Sukasari. Acara yang diketuai oleh Antonia Sudarmi menghadirkan 3 narasumber yaitu RD. Untung H, Rosentina Lopes S.Pd. dan L. Atrik Wibawa S.Pd.M.M. Kegiatan ini dihadiri oleh 24 peserta diantaranya 5 guru agama Katolik, 19 pembimbing bina iman anak dan 3 orang panitia. Para peserta ini mewakili Paroki Santo Fransiskus Asisi Sukasari, Paroki BMV Katedral dan Paroki Keluarga Kudus Cibinong.

Materi pertama diberikan oleh RD. Untung sebagai Ketua Komisi Pendidikan Keuskupan Bogor yang mengatakan “Guru Agama Katolik harus memiliki pribadi yang sungguh-sungguh beriman karena guru bukan sekedar mentransfer ilmu tapi guru juga membantu para murid untuk mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik”, ungkapnya.

Menurut Gravissimum Education, sekolah adalah media pewartaan Gereja. Kekhasan guru agama Katolik adalah sebagai pewarta kabar gembira bagi peserta didik untuk bersekutu dengan Tuhan dan sesama dalam semangat kasih dan persaudaraan. Sehingga meskipun disaat pandemi seperti ini, para guru bisa mengubah persepsi kabar negatif ini menjadi kabar yang positif bagi para murid. Sebagai orang beriman, kita harus punya harapan karena Tuhan Yesus akan memberikan harapan pada orang yang beriman dan dalam kesulitan apapun akan tetap ada harapan.

Sebagai seorang pembimbing Bina Iman Anak, terkadang merasa kehabisan ide dalam melakukan pertemuan online agar selalu menyenangkan. Karena selain pemilihan lagu yang memberikan semangat dan materi cerita yang menarik, kami pun harus memikirkan pemberian aktivitas yang baru bagi adik-adik. Sebelum bercerita di depan kamera, hal-hal yang biasa kami siapkan adalah menyusun cerita tersebut agar bahasanya mudah dipahami dan benang merah dari cerita tersebut tersampaikan dengan baik. Menyiapkan alat peraga, agar menarik perhatian. Dan tidak lupa untuk berlatih agar tidak gugup.Dalam pemberian aktivitas, mungkin beberapa anak merasa malas melakukannya dan lebih tertarik dengan bermain permainan yang ada di gawai mereka. Sebuah tantangan bagi kami untuk mengikuti era modern ini, tapi tetap menyampaikan sebuah pesan. Materi yang disampaikan oleh narasumber, membuat kami siap dalam memberikan pelajaran yang menyenangkan menggunakan Learning Management System. Kami di bekali ilmu untuk membuat evaluasi terhadap hasil belajar anak lewat kahoot sebagai salah satu platform. Kami diajarkan membuat soal-soal sendiri dan bagaimana membuat video menggunakan aplikasi X-recorder.

Terima kasih kepada panitia yang telah menyiapkan kegiatan ini, para narasumber yang memberikan ilmu serta pengalaman dan peserta yang tetap patuh menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan mengikuti protokol kesehatan. Sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Demikian kegiatan Pembinaan Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar Berbasis ICT di Kota Bogor Tahun 2020 yang kami ikuti sebagai perwakilan Pendamping Bina Iman Anak Paroki Santo Fransiskus Asisi Sukasari. Semoga kegiatan ini diadakan lagi baik secara luring maupun daring. Dan semoga kabar sukacita yang kami dapatkan dan bagikan ini dapat berguna bagi kita semua.

( Agata )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *