Devasahayam Pillai, Seorang Martir India, Akan Dinyatakan Sebagai Santo

Paus Fransiskus pada hari Jumat, 21 Februari 2020, memberikan wewenang kepada Kongregasi untuk Perkara Orang Kudus untuk menetapkan dua Santo/a baru.

Kandidat yang pertama adalah seorang martir India, Beato Lazarus, yang dikenal dengan nama Devasahayam Pillai. Devasahayam adalah seorang lelaki yang telah menikah dan berasal dari kasta tertinggi agama Hindu yang pada abad ke-18 menganut agama Katolik. Paus Fransiskus menyetujui dekrit yang mengakui mukjizat melalui perantaraannya.

Devasahayam dilahirkan pada tanggal 23 April 1712 dengan nama Neelakanda Pillai, di desa Nattalam. Devasahayam bertugas di istana kerajaan Hindu India Travancore di India selatan, yang membentang dari daerah yang sekarang disebut Distrik Kanyakumari, hingga Cochin di negara bagian Kerala.

Ia menyandang nama Devasahayam, atau ‘Allah adalah pertolonganku’, dibaptis setelah pertobatannya menjadi Katolik pada tahun 1745. Namun, pertobatannya tidak direstui oleh para pemimpin agama asli. Tuduhan palsu atas pengkhianatan dan spionase diajukan terhadapnya dan ia melepaskan jabatannya di pemerintahan kerajaan. Ia dipenjara dan menjadi sasaran penganiayaan yang lalim. Menjadi Katolik hanya selama tujuh tahun, ia ditembak mati di hutan Aralvaimozhy pada 14 Januari 1752.

Situs-situs yang terkait dengan kehidupan dan kemartirannya berada di Keuskupan Kottar, di Distrik Kanyakumari, negara bagian Tamil Nadu. Makamnya yang terletak di Katedral Santi Fransiskus Xaverius, Nagercoil, menarik banyak umat.

Pada tanggal 28 Juni 2012 yang lalu Devasahayam dinyatakan sebagai beato oleh Paus Benediktus XVI. Upacara penganugerahannya sebagai beato dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2012, di Kottar, 300 tahun setelah kelahirannya, oleh Angelo Kardinal Amato, ketua Kongregasi untuk Perkara Orang Kudus. Pada saat yang sama, dalam wejangannya selama doa Malaikat Tuhan tengah hari di Vatikan, Paus Benediktus XVI menyebut Devasahayam sebagai “awam yang setia”. Beliau mendesak umat Kristiani untuk “bergabung dalam sukacita Gereja di India dan berdoa agar Sang beato baru dapat mendukung iman umat Kristiani di negara yang besar dan luhur itu”.

Paus Fransiskus juga menyetujui mukjizat yang dikaitkan dengan perantaraan Beata Maria Francesca di Gesù (terlahir: Anna Maria Rubatto), yang menyebabkan ia akan dikanonisasi. Pendiri tarekat Suster-suster Ketiga Kapusin Loano tersebut lahir di Carmagnola (Italia) pada tanggal 14 Februari 1844, dan meninggal di Montevideo (Uruguay) pada tanggal 6 Agustus 1904.

Tanggal kanonisasi kedua beato/a tersebut belum ditentukan.

(Peter Suriadi – Bogor, 23 Februari 2020)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *