Valentine di Era Globalisasi
Bulan Februari, bulan penuh cinta, lalu kenapa ya.. bulan ini dijuluki bulan penuh cinta? Jawabannya karena pada bulan Februari bagi sebagian orang dirayakan sebagai Hari Valentine yang diperingati setiap tanggal 14 Februari. Valentine yang selalu khas dengan bunga dan cokelat ini mempunyai asal usul sejarah yang akhirnya diperingati sebagai hari kasih sayang di hampir seluruh dunia.
Berawal dari seorang Pastor, yang dikenal sebagai Santo Valentinus, hingga tahun 1969 Gereja Katolik menyatakan 14 Februari sebagai hari Saint Valentine. Pada tanggal tersebutlah Santo Valentinus meninggal dengan cara yang cukup tragis, ia mendapatkan hukuman mati dengan cara dipancung. Hal ini diterima oleh nya karena menentang kebijakan seorang kaisar bernama Claudius II. Saat itu Santo Valentinus diketahui menikahkan secara diam-diam sepasang kekasih, padahal Kaisar Claudius II menentang segala bentuk pertunangan dan pernikahan kala itu supaya semakin banyaknya bala tantara Roma yang mau pergi berperang, tidak lagi enggan sebab terikat pada istri atau kekasih mereka.
Kini perayaan Valentine banyak dirayakan oleh kaum muda untuk menunjukkan rasa kasih sayang kepada orang yang mereka cintai. Bahkan biasanya di sekolah-sekolah menengah diadakan berbagai kegiatan dan acara untuk menyemarakan hari kasih sayang ini. Seperti diadakan pentas seni (pensi), serta jasa antar cokelat oleh OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Beberapa orang memaknai bahwa Hari Valentine harus dihabiskan bersama pasangan, hari yang tepat untuk menyatakan perasaan, bertukar cokelat dengan teman-teman terdekat, juga tidak ketinggalan memberikan hadiah untuk orang tua yang kita cintai. Dari kacamata saya sebagai mahasiswa Katolik, sebenarnya moment Valentine ini dapat di manfaatkan menjadi momentum untuk memperbaharui hubungan, meningkatkan kualitas hubungan dengan memberikan perhatian istimewa kepada orang-orang disekeliling kita baik itu keluarga, teman dan kolega adalah bentuk menyatakan perasaan kasih yang mungkin dalam kesibukan keseharian telah terlupakan.
Setelah mengetahui kisah yang melatarbelakangi lahirnya hari Valentine idealnya perayaan-perayaan Valentine dijiwai oleh filosofi atau semangat Santo Valentinus yaitu MEMPERJUANGKAN KASIH tidak hanya kepada pasangan tapi juga kepada semua orang. Dan tidak hanya pada tanggal 14 Februari saja, tapi setiap hari dalam sikap bermasyarakat dan hidup menggereja KASIH itu menjadi dasar berkehidupan. Di era globalisasi dan digital sekarang dimana antar manusia dengan mudah mendapatkan informasi dan terhubung antar satu dan lainnya, melintasi ruang dan waktu. Melalui internet berbagai komunikasi dalam hitungan detik misalnya satu orang menyapa, mengeluarkan pendapat, menyebarkan berita atau apapun dalam bentuk tertulis, foto, video ke group wa tertentu atau media sosial maka 1 detik kemudia ratusan orang dapat terhubung dengan apa yang disampaikan orang tersebut. Menurut penelitian tentang penggunaan HP, kini pengguna HP hanya tahan tidak membuka HP nya selama 7 menit saja (kecuali saat tidur). Apa hubungan antara hari valentine dengan era internet ini ?
Seberapa penting menyebarkan, merespon, menghimbau, bertukar pikiran melalui media internet di dasarkan oleh kasih ? Mungkin dapat meminimalisasi informasi hoax ? Mungkin dapat menghindari orang terhindar atau terjerumus dalam praktek-praktek penipuan ? Mungkin dapat mengurangi perselisihan yang kerap terjadi di medsos karena comment-comment yang tidak membangun dan bersifat bullying, hate speech. Bayangkan bila banyak orang pengguna medsos mendasari perilakunya dengan KASIH maka komunikasi dan interaksi di dunia internet akan dibanjiri oleh hal-hal yang bersifat membangun, produktif dan inspiratif. Bagaimana menterjemahkan KASIH dalam kehidupan menggereja ? Aktif dalam berbagai kegiatan gereja ? Tekun mempelajari kitab suci ? Berpartisipasi di lingkungan RT/RW dimana kita tinggal ? Study atau bekerja dengan semangat kasih ? Berinteraksi dan berkomunikasi dalam keluarga dengan mesra saling memahami, menguatkan dan memaafkan ?
Pertanyaan-pertanyaan sebagai refleksi di hari Valentine menjadi penting sebagai umat Katolik yang memiliki banyak teladan hidup dari Santo dan Santa termasuk salah satunya Santo Valentinus yang diperingati bulan Februari ini. Semoga kisahnya dapat menginspirasi tidak hanya bagi kami kaum muda tapi juga semua kalangan. Baik anak-anak, remaja, dan dewasa. Jadi dengan siapa dan cara apa kamu merayakan Valentine tahun ini? Bagaimana pun bentuknya semoga kita semua selalu dapat memberikan, menerima, dan menebarkan kasih sayang serta kebahagiaan untuk orang-orang disekeliling kita. Happy Valentine!
( Laras Handita )