Perjumpaan Hati Aksi Nyata Wilayah St. Maria Magdalena
AAP 2019 Keuskupan Bogor mengusung tema “ Semangat Natal, melahirkan cara pandang baru terhadap sampah”. Tema ini sejalan dengan tema Sinode II Keuskupan Bogor: “Sukacita Sebagai Communio Yang Injil, Peduli, Cinta Alam dan Misioner”.
Dalam pelaksanaan AAP 2019, wilayah St. Maria Magdalena (MM) Pakuan menyambut Natal 2019 dengan berbagai kegiatan yang mengambil tema yang sejalan dengan AAP 2019 dan Sinode II Keuskupan Bogor:
“INDAHNYA NATAL JIKA KITA BERBAGI KASIH KEPADA SAUDARA-SAUDARA KITA YANG MEMBUTUHKAN DAN DAPAT MELAHIRKAN CARA PANDANG BARU TERHADAP SAMPAH”.
Dari berbagai kegiatan AAP yang di lakukan, salah satunya adalah melakukan PILOT PROJECT (Proyek Percontohan) terkait dengan bagaimana memanfaatkan SAMPAH PLASTIK di lingkungan St. Clara.
Lingkungan St. Clara sendiri mencakup seluruh wilayah Perumahan Villa Intan Pakuan Tajur yang terdiri dari 2 RW dan 3 RT yang masuk sebagian wilayahnya di wilayah administratif Kecamatan Cipaku dan sebagian lainnya masuk ke Kecamatan Pakuan Bogor Selatan.
Kenapa memilih PILOT PROJECT SAMPAH PLASTIK ?
Dengan Natal, kita sebagai umat Katolik diharapkan memaknai kelahiran Yesus Kristus dalam diri kita yang membawa perubahan dalam sikap hidup, perilaku yang kreatif dan melahirkan cara pandang baru terhadap sampah.
Beberapa poin dalam “Laudato Si”, Ensiklik Paus Fransiskus tentang Lingkungan Hidup:
- Inti ajaran Katolik menekankan kepedulian terhadap makhluk ciptaan Tuhan dan kaum miskin.
- Paus Fransiskus mendesak manusia bertanggungjawab secara moral untuk merawat lingkungan seperti yang tertulis di kitab Kejadian 2:15 bahwa kita memiliki tugas untuk “menjaga” dan “merawat” Bumi
- Memelihara bumi adalah tanggung jawab manusia. Hal ini, kata Paus Fransiskus, adalah bentuk pertanggungjawaban manusia terhadap Tuhan.
- “Kita masing-masing harus bertanggung jawab atas orang lain dan untuk masa depan planet kita” dan setiap aktivitas yang berdampak pada lingkungan juga harus “memperhitungkan hak-hak dasar kaum miskin dan mereka yang kurang mampu”.
Pesan Paus ini sangat relevan dan memberi inspirasi kepada umat wilayah St. Maria Magdalena untuk memanfaatkan sampah plastik agar dapat berguna bagi saudara kita yang kurang mampu secara ekonomi.
Pengurus Wilayah St. Maria Magdalena yang di pimpin oleh ibu M.E. Lydia F Sunarjo dan Ketua Panitia AAP 2019, Bapak Petrus Suryanto membentuk Team Ecologi yang khusus bertugas untuk menangani Sampah Plastik dan sepakat melakukan aksi nyata Ini.
Team Ecologi di motori oleh Bapak Mardi dan Pak Ipung dibantu oleh rekan-rekan lainnya bergerak cepat berkoordinasi dengan Pengurus Paguyuban Perumahan Villa Intan Pakuan (termasuk RT dan RW) serta melibatkan warga dalam mewujudkan Pilot Project Sampah Plastik ini.
Ide pemanfaatan sampah plastik ini sangat didukung oleh warga Kompleks Villa Intan Pakuan.
Team Ecologi kemudian melakukan langkah-langkah sebagi berikut:
- Membuat surat edaran tentang program pengumpulan sampah plastik rumah tangga. kepada seluruh warga Perumahan Villa Intan Pakuan serta meminta warga untuk memisahkan sampah organik dan sampah anorganik.
- Sampah anorganik yang dimaksud adalah sampah botol & gelas plastik mineral, bekas minuman kaleng, bekas kemasan berbahan styrofoam dan botol plastik kemasan produk lainnya. Sampah ini yang kemudian akan dikelola secara khusus.
- Membuat jadwal pengambilan sampah khusus sampah anorganik ke rumah-rumah warga dan disepakati pengambilan sampah plastik tersebut awalnya 2 kali seminggu setiap hari Rabu dan Sabtu dan sekarang sudah hampir setiap hari.
Team Ecologi melakukan survey untuk menentukan pihak yang akan di tunjuk mengumpulkan dan memanfaatkan sampah plastik tersebut (anorganik) dan akhirnya memutuskan untuk menunjuk pak Udin sebagai pengumpul sampah plastik di Kompleks Villa Intan Pakuan.
Pak Udin adalah seorang pemulung usia 63 tahun, yang terpaksa menjadi pemulung karena keterbatasan fisiknya yang sudah renta. Sebelumnya pak Udin adalah seorang kuli bangunan dan karena keterbatasan fisik tersebut, tidak banyak pilihan baginya untuk kemudian menjadi pemulung. Kerja pemulung sudah di gelutinya selama 8 tahun. Pak Udin memiliki istri dengan 5 anak.
Pada saat kami berbincang dengan pak Udin, terpancar dari raut wajahnya rasa penuh syukur karena dengan sampah plastik yang di pungutnya dapat memberikan manfaat menambah pendapatannya berkisar antara 30 ribu sampai dengan 35 ribu rupiah per hari.
Rasa syukur tampak jelas di raut wajah pak Udin, yang tak henti-hentinya mengucap terimakasih kepada pengurus Wilayah St. Maria Magdalena yang menemuinya. Pak Udin juga secara tulus mendoakan warga Kompleks Villa Intan dan umat wilayah St. MM dengan mengatakan walau kita berbeda agama, kaya maupun miskin, secara fisik berbeda tetapi pada akhirnya semua akan berpulang ke rumah Allah Bapa.
Sejalan dengan “Laudato Si” paus Fransiskus, bahwa Wilayah St. Maria Magdalena dalam aktifitas yang berdampak pada lingkungan, seperti pada Pilot Project sampah plastik ini, memperhitungkan hak-hak dasar kaum miskin dan mereka yang kurang mampu.
Selain kita dapat mengurangi dampak sampah plastik yang membutuhkan ratusan tahun untuk dapat di urai oleh alam, dilain pihak kita memberikan manfaat bagi saudara kita yang kekurangan secara ekonomi.
Seperti apa yang disampaikan Paus Fransiskus, Bumi kita adalah rumah kita bersama.
Ada rasa damai dan kasih yang timbul di lubuk hati kita, saat kita dapat memberikan manfaat kepada orang lain dan menyaksikan kebahagiaan orang yang kita bantu… “INDAHNYA NATAL JIKA KITA BERBAGI KASIH KEPADA SAUDARA-SAUDARA KITA YANG MEMBUTUHKAN DAN DAPAT MELAHIRKAN CARA PANDANG BARU TERHADAP SAMPAH”.
Untuk melengkapi kegiatan AAP 2019, khususnya terkait dengan permasalahan sampah dan lingkungan hidup, pada tanggal 21 Desember 2019 bertempat di rumah pak Mardi, Wilayah St. Maria Magdalena, mengundang Sr. Marisa Nur Trisna, CB dari Yayasan Puspanita untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Para pengurus yang hadir dalam presentasi Sr. Marisa sangat antusias menyimak dan aktif berdiskusi. Presentasi dari Sr. Marisa sangat interaktif dan banyak hal yang menyentuh permasalahan sehari-hari.
Presentasi yang tadinya di jadwalkan hanya 1 jam, tak terasa karena serunya berdiskusi sampai mundur hampir 2 jam.
Pesan kuat dari Sr. Marisa yang kami tangkap adalah, “BAGAIMANA KITA SEBAGAI UMAT BERIMAN DAPAT BERDAMAI DENGAN LINGKUNGAN KITA DAN MEMASTIKAN RELASI YANG BENAR DENGAN ALAM CIPTAAN TUHAN”
Pilot Project sampah plastik baru berjalan selama 1 bulan. Sejauh ini, Pilot Project sampah plastik di wilayah Santa Maria Magdalena sudah berjalan ke arah yang benar, paling tidak ini pendapat dari Suster Marisa. Beliau menyampaikan bahwa Pilot Project ini telah berhasil mengurangi permasalahan sampah plastik dengan sekaligus memberikan dampak positif bagi sesama kita yang secara ekonomi memerlukan pertolongan kita dan ini sesuai pesan dari Paus Fransiskus.
Disampaikan oleh Suster Marisa, inilah makna Natal sesungguhnya yaitu melalui PERJUMPAAN HATI dengan pak Udin dan telah membawa berkat dan manfaat bagi pak Udin dan keluarganya, “perjumpaan hati ini telah menyentuh hati kami”. Sehingga apa yang kami lakukan dalam Pilot Project sampah plastik, kami lakukan dengan hati yg tulus dan sukarela karena sudah menyentuh hati kami.
Kami berharap agar project ini akan berjalan secara berkesinambungan dan dapat dijadikan percontohan bagi lingkungan lainnya di wilayah St. Maria Magdalena ( masih ada 6 lingkungan lainnya ) maupun untuk wilayah lainnya…mudah-mudahan.
Tak lupa kami menyampaikan banyak terimakasih pada seluruh warga wilayah Intan Pakuan, lingkungan St. Clara yang sudah terlibat dalam aksi nyata proyek percontohan sampah plastik ini.
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Sr.Marisa yang sudah berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait sampah dan lingkungan hidup dan juga bagaimana seharusnya kami melakukan pertobatan Ecologi secara berkesinambungan mulai dari diri kami sendiri, keluarga dan akhirnya di dalam masyarakat.
Terkait dengan pengolahan sampah organik, salah satu warga di wilayah Santa Maria Magdalena sudah memulainya jauh lebih awal yakni dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk cair.
Semoga aksi nyata ini akan memberikan manfaat serta menjadi contoh agar kita semua bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi dan bertanggung jawab pada apa yang telah diberikan Tuhan yang dari awalnya semuanya baik adanya…”maka Allah melihat segala yang dijadikan Nya itu, sungguh amat baik” (Kejadian 1:31).
Akhirnya, mari kita sambut kelahiran Tuhan Yesus dengan hati yang damai dan penuh sukacita.
Selamat Natal 2019 dan Selamat Tahun Baru 2020 dari kami umat di wilayah Santa Maria Magdalena…”TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA”.
( Team Ecologi Wilayah Santa Maria Magdalena )