OMK Gereja Saat Ini dan Nanti
Paskah tahun ini kembali OMK (orang muda katolik) mendapat kepercayaan untuk menjadi Panitia Paskah. Adalah tepat dimasa pandemi seperti sekarang ini orang muda tampil di depan. Seperti Santo Aloysius Gonzaga saat menjadi frater ia memilih untuk tidak tinggal diam di biara ketika berjangkit wabah penyakit dan kelaparan di Italia pada awal 1591. Ditengah-tengah kesibukannya redaksi Berita Paroki mewawancari Ketua OMK Benediktus Juveno Arditama yang kerap disapa Veno dan Stevanus Ronald Kurniawan.
Menurutnya kebangkitan Tuhan Yesus adalah kebangkitan kita juga, sebagai umatNya. Kabangkitan untuk selalu memperbaharui iman, perilaku dalam kehidupan untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Ia pun merasa bersyukur karena OMK dipercayakan untuk menjadi panitia paskah.
Ia menambahkan jumlah OMK saat ini sekitar 500 orang, tetapi yang aktif sekitar 100-200 orang. Jumlah yang cukup besar untuk ukuran OMK suatu paroki. Terlebih yang aktif bisa mencapai ratusan. Dengan usia rata-rata umur dua puluhan tahun dan berprofesi pelajar tingkat atas, mahasiswa dan pekerja. Ini merupakan aset gereja yang luar biasa dan sangat sayang bila tidak diberi peran secara maksimal. Karena sejatinya orang muda itu bukan hanya aset gereja untuk masa depan, tapi sekarang (hari ini) dan masa yang akan datang.
Peran yang dimaksud tentunya tidak hanya sebagai pelengkap (pekerja) tetapi juga dalam sumbangsih pemikiran dalam menentukan kebijkan-kebijakan Gereja untuk saat ini dan yang akan datang. Seperti dalam ROAD MAP II Kebijakan Pastoral Transformatif orang muda mendapat perhatian penting dari Gereja khususnya di Keuskupan Bogor dan Gereja pada umumnya.
Dalam paskah kali ini OMK menjadi panitianya, bagaimana perasaannya?
“Perasaannya bahagia. kami menyambut dengan sukacita. Momen kepanitiaan paskah ini melepaskan kerinduan kami untuk dapat berkumpul, bersatu dalam pelayanan yang selama ini menjadi terbatas dikarenakan pandemi covid-19” Ungkap Veno. Kepercayaan yang diberikan dan disambut dengan sukacita menjadi bukti bahwa orang muda mau dan mampu bila diberikan tanggung jawab.
“Kami berharap kalau kami dipercaya untuk menjadi panitia kegiatan tertentu, mohon benar-benar kami dikasih kepercayaan seratus persen. Benar-benar kami didukung jangan kesannya kami disuruh tapi masih ada keraguan-keraguan”, imbuh Stevanus Ronald Kurniawan selaku ketua seksi Kepemudaan.
Ronald mengakui selama pandemi ini sulit mengadakan program-program kerja yang sudah dicanangkan seperti melakukan kunjungan-kunjungan OMK di wilayah-wilayah. Hanya bisa melalui zoom atau whatsApp. Kesulitan yang dihadapi masih seputar perekrutan anggota karena masih ada orang tua yang tidak menyarankan anaknya untuk bergabung di OMK dengan segala macam alasannya. Demikian juga dengan kelompok-kelompok kategorial yang masih ada hubungannya dengan OMK bisa bergabung bersama.
“Di awal masa pandemi kami melakukan kegiatan bakti sosial dengan memberikan kebutuhan sembako (mie instan, beras, telur, saniter, vitamin) bagi orang orang yang masih bekerja di jalanan dan terdampak langsung secara pendapatan (pedagang makanan, tukang becak, pemulung, tukang ojek) Untuk ke depan harapannya kegiatan seperti ini dapat direalisasikan kembali”, tambah Veno.
Ia pun berharap perlunya dorongan keluarga (orang tua) di rumah untuk memberikan pemahaman kepada anak-anaknya bahwa orang muda adalah masa kini dan masa depan gereja. Gereja membutuhkan orang muda dan orang muda membutuhkan gereja.
“Harapan saya gereja selalu memberikan ruang dan pendampingan bagi OMK nya. Gereja dapat menjadi tempat yang nyaman bagi OMK untuk berkembang baik secara iman, minat dan bakat, pengetahuan dan skill, relasi, karir”, ungkap Veno.
( A.Sudarmanto )