Retret Kuria Roma – hari 4-5 (4-5 Maret 2020)
RETRET KURIA ROMA – HARI 4-5 (4-5 Maret 2020) : TANGGAPAN TERHADAP ALLAH DENGAN IMAN DAN DOA
Pater Pietro Bovati, SJ, kepala retret tahunan Kuria Roma dan sekretaris Komisi Kitab Suci Kepausan, masih bercermin pada kisah Perjanjian Lama tentang Keluaran orang-orang Ibrani dari tanah Mesir.
Hari 4 (Rabu, 4 Maret 2020 – Sesi 2) : Perjalanan melewati padang gurun
Membimbing Latihan Rohani untuk Kuria Roma pada hari Rabu sore, Pastor Bovati mengatakan kisah perjalanan melewati padang gurun menyoroti prakarsa Allah dalam sejarah keselamatan, tetapi tidaklah memadai menekankan pentingnya tanggapan yang diperlukan dari umat. Karya keselamatan Allah melibatkan kerjasama dari manusia secara tanpa pamrih.
Dalam kisah Kitab Suci, Pastor Bovati mengatakan bahwa padang gurun adalah “sosok” atau simbol kehidupan. Dalam kehidupan ini, kita terkadang menghadapi cobaan; tanggapan kita harus berupa mendengarkan, baik Allah maupun suara orang-orang yang terkecil di antara kita. Hal ini dapat dilihat oleh kisah pengajaran Yesus dalam Injil tentang penghakiman terakhir, ketika, Tuhan berkata, kita akan dihakimi berdasarkan apakah kita telah membantu orang-orang yang membutuhkan atau tidak.
Hari 5 (Kamis, 5 Maret 2020 – Sesi 1) : Pergumulan dan doa
Tema Pastor Bovati untuk sesi hari Kamis pagi adalah “pergumulan dan doa”, mengingat sosok Musa yang mendoakan orang Israel dalam pertempuran. Hal ini mengarah pada visi Gereja yang nyaris “sinematik” di bawah terpaan, terpaan yang harus dihadapi dengan kesaksian dan doa yang otentik.
“Hari ini didedikasikan untuk merenungkan ketetapan hati pribadi yang dituntut Tuhan dari kita masing-masing”, kata Pastor Bovati. Bagi para imam khususnya, tugas utama adalah berdoa, mengikuti teladan Musa. Doa adalah pertahan terhadap penganiayaan yang dialami Gereja dewasa ini.
Beralih ke kisah Injil tentang Yesus menyembuhkan seorang anak yang kerasukan setan, Pastor Bovati mengatakan bahwa kita membutuhkan iman untuk menentang kejahatan; para murid, yang kurang beriman, tidak mampu mengusir setan itu. “Jika hati tidak mematuhi misteri Allah [dengan iman]”, kata Pastor Bovati, doa sia-sia belaka. Tetapi beliau juga bersikeras bahwa doa yang lemah sekalipun, jika doa tersebut tulus dan rendah hati, akan didengar oleh Allah.
( Peter Suriadi – Bogor, 6 Maret 2020 )