OMK Asal Indonesia Ditunjuk Vatikan Jadi Anggota Badan Penasehat Kaum Muda
Seorang perempuan asal Indonesia telah ditunjuk sebagai anggota sebuah badan penasihat baru Vatikan yang dibentuk untuk membantu meningkatkan pelayanan Gereja bagi kaum muda.
Agatha Natania, Orang Muda Katolik (OMK) berusia 24 tahun asal Keuskupan Bogor menjadi salah satu di antara 20 anggota yang diumumkan pada 24 November oleh Departemen untuk Kaum Awam, Keluarga dan Kehidupan untuk bergabung dengan Badan Penasihat Pemuda Internasional. Jepang dan India juga di antara negaranegara Asia yang perwakilannya ada dalam badan tersebut.
Langkah ini sebagai tanggapan terhadap permintaan khusus dalam dokumen akhir Sinode 2018 tentang Kaum Muda untuk memperkuat tugas yang dilakukan oleh bidang urusan pemuda dari departemen itu. Dalam sebuah pernyataan departemenitu dinyatakan bahwa orang-orang muda yang ditunjuk berasal dari lima benua dan sejumlah gerakan, asosiasi dan komunitas internasional. Mereka terlibat dalam sesi-sesi berbeda dari proses sinode, termasuk Forum Pemuda Internasional yang diadakan oleh departemen itu pada bulan Juni di Roma untuk mendorong implementasi Christus Vivit, nasihat apostolik pasca-sinode Paus Fransiskus.
Forum ini dihadiri oleh hampir 250 anak muda dari lebih dari 100 negara. Mereka akan melayani sebagai anggota badan penasihat selama tiga tahun dan memainkan sebuah peran penting konsultatif dan pembuatan proposal. Mereka akan membantu departemen terkaitdengan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelayanan kaum muda dan topik-topik lain yang lebih menarik.
Pertemuan pertama badan itu dijadwalkan berlangsung oada April 2020 di Roma. “Saya sangat terkejut,” kata Natania kepada UCAN, media Katolik Asia. Ia mengatakan bahwa dia berterima kasih kepada Tuhan karena memberinya “kesempatan untuk mewakili orangorang muda Indonesia di badan penasehat tersebut.”
“Saya diberi tahu sebelumnya (oleh departemen) bahwa saya berada di antara para calon setelah mereka melihat tekad saya dalam menyuarakan keprihatinan kaum muda selama Forum Pemuda Internasional,” katanya. Natania, yang lulus dari Universitas Katolik Parahyangan di Bandung dan dapat berbicara bahasa Inggris, Italia, dan Spanyol, mengatakan ia berbicara tentang masalah yang dihadapi oleh orang muda Katolik di Indonesia dalam forum itu.
“Saya mengatakan kepada forum bahwa banyak anak muda ingin mengembangkan diri mereka sendiri tetapi masalah sering kali datang dari generasi generasi yang lebih tua,” katanya.
Merujuk pada Christus Vivit, katanya, ia membantu menerjemahkan nasihat apostolik itu dari bahasa Italia ke bahasa Indonesia. “Itu adalah pesan cinta Paus Fransiskus kepada kaum muda Katolik,” katanya, seraya menambahkan bahwa pesan itu mendorong mereka untuk melakukan banyak hal tanpa rasa takut. Romo Antonius Haryanto, sekretaris eksekutf Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyambut penunjukan Natania.
“Saya berharap dia akan dapat menawarkan saran tentang program-program untuk orang muda Katolik di Indonesia,” katanya kepada UCAN. “Saya juga berharap dia akan menyoroti pluralisme di Indonesia dalam konteks dokumen Abu Dhabi. Orang muda Katolik perlu menghidupkan spirit ini.
” Dokumen “Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama” ditandatangani pada 4 Februari oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Ahmed el-Tayyeb, di Abu Dhabi selama kunjungan kepausan ke Uni Emirat Arab. Dokumen dimaksudkan sebagai panduan untuk memajukan budaya saling menghormati di antara berbagai agama.
( katoliknews.com )