Artikel

Patung Santo Yosef di Kapel Casa Santa Marta Vatikan

PATUNG SANTO YOSEF DI KAPEL CASA SANTA MARTA VATIKAN HARI INI 1 Mei 2020 : MENGHUBUNGKAN PAUS FRANSISKUS DAN PAUS PIUS XII

Kejadiannya mirip dengan yang terjadi 64 tahun yang lalu, minus kerumunan umat karena pandemi Covid-19. Tetapi santo pelindung para pekerja yang dulu hadir sekarangpun hadir. Ia mengawasi kategori orang yang saat ini terpukul oleh musuh mikroskopis, sama seperti dahulu ia mengantarai untuk ceruk masyarakat yang sama, yang pada saat itu dipanggil untuk membangun kembali Italia pascaperang.

Di luar perbedaan sejarah, banyak kesamaan mengelilingi patung Santo Yoseph yang tiba di Vatikan pada Kamis malam. 30 April 2020. Patung itu ditempatkan di kapel Casa Santa Marta, menjelang Misa Jumat pagi yang dirayakan oleh Paus Fransiskus, pada Hari Raya Santo Yosef Pekerja, 1 Mei 2020.

Pada tahun 1956 patung tersebut – diberkati pada tanggal 1 Mei 2020 oleh Uskup Agung Milan saat itu, Giovanni Battista Montini – diberangkat menuju Roma dengan helikopter pada 2 Mei 1956 untuk diberkati juga oleh Paus Pius XII pada audiensi yang diberikan pada hari yang sama kepada ACLI (Lembaga Para Pekerja Kristiani Italia). Audiensi tersebut berlangsung 12 bulan setelah Misa untuk para pekerja di seluruh dunia yang didedikasikan secara liturgi oleh Paus Piux XII kepada Bunda Maria dan Santo Yosef.

Kemudian seperti sekarang, anggota ACLI bertindak sebagai pelopor. Mereka ingin membawa kepada Paus Fransiskus patung yang terbuat dari perunggu berlapis emas karya pematung Enrico Nell Breuning. Patung setinggi 150 sentimeter ini biasanya ditempatkan di markas lembaga tersebut di Roma. Sebelumnya satu kali patung tersebut ditempatkan tidak jauh dari Paus Fransiskus ketika dibawa dalam prosesi menuju audiensi di Aula Paulus VI, pada tanggal 23 Mei 2015.

Ini hanya beberapa unsur yang menjalin masa kini – dengan banyak kecemasan yang akhir-akhir ini telah mengacaukan dunia kerja – ke masa lalu.

Seperti yang ditulis oleh presiden nasional ACLI, Roberto Rossini, patung tersebut adalah “kenangan akan orang-orang yang telah mendahului kita” yang “mendorong kita untuk menjadikannya sehingga – seperti yang telah berulang kali Anda tunjukkan, Yang Mulia – tidak ada pekerja tanpa hak dan pekerjaan bersifat terkait bebas, berdaya cipta, mengikutsertakan, dan saling mendukung”.

( Peter Suriadi – Bogor, 1 Mei 2020 )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *