Para Uskup Polandia Menyerukan Agar Santo Yohanes Paulus II Dinyatakan Sebagai Pujangga Gereja Dan Pelindung Eropa
Uskup Agung Stanislaw Gadecki, Ketua Konferensi Waligereja Polandia, menyerukan agar Santo Yohanes Paulus II dinyatakan sebagai Pujangga Gereja dan pelindung Eropa. Beliau seharusnya diakui sebagai santo pelindung Eropa atas upayanya meruntuhkan tirani Tirai Besi dan menyatukan kembali Eropa Barat dengan Eropa Tengah dan Eropa Timur, kata Uskup Agung Gadecki, dalam sepucuk surat yang ditujukan kepada para uskup dunia agar mendukung upaya ini.
“Lima puluh tahun dominasi Uni Soviet di Eropa Timur dan Tengah melukiskan sebuah gambaran di benak kebanyakan orang bahwa Eropa hanya terdiri dari Jerman, Prancis, Inggris, Italia, dan negara-negara Skandinavia. Orang mungkin mengatakan bahwa Yohanes Paulus II ‘membawa kembali’ separuh Eropa dari ‘ketiadaan’, [beliau membawa kembali] warisan budaya dan akar Kristiani yang agung dan luar biasa”, tulis Uskup Agung Gadecki.
Karol Wojtyla (yang kemudian menjadi Paus Yohanes Paulus II) ditahbiskan menjadi imam Keuskupan Agung Krakow pada tanggal 1 November 1946, tak lama setelah pemerintahan komunis yang didukung Uni Soviet berkuasa di Polandia. Pastor Wojtyla menggalakkan kebebasan beragama dan kekristenan berhadapan dengan rezim anti-agama.
Wojtyla ditahbiskan menjadi uskup pada tanggal 28 September 1958, dan dalam kedudukannya yang tinggi, memperjuangkan hak untuk membangun gereja Katolik di Nowa Huta, yang dirancang secara khusus oleh rezim komunis sebagai kota tanpa Allah. Selama masa jabatannya sebagai Uskup Agung Krakow, Woytjla menggelar prosesi tradisional Maria dengan sebuah bingkai kosong yang biasanya terdapat ikon Bunda Maria dari Czestachowa – rezim komunis telah melarang prosesi ikon keagamaan, tetapi tidak melarangnya jika hanya dalam bentuk bingkai. Pada tanggal 26 Juni 1967 Uskup Agung Wojtyla diangkat menjadi kardinal oleh Paus Paulus VI dan terpilih menjadi paus pada tanggal 16 Oktober 1978.
Paus Yohanes Paulus II kembali ke tanah airnya di Polandia selama sembilan hari (bukan dua hari sebagaimana direncanakan) pada tahun 1979 dengan membawa pesan pengharapan dan kesetiakawanan kepada rakyat Polandia yang masih di bawah pemerintahan rezim komunis. Presiden Ronald Reagan dan Paus Yohanes Paulus II juga bertemu sebanyak empat kali sebelum tirani Tirai Besi jatuh, termasuk hanya enam hari sebelum pidato terkenal Presiden Ronald Reagan, “Meruntuhkan Tembok Ini”, pada tahun 1987. Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev juga bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989, dan kemudian mengatakan bahwa jatuhnya tirani Tirai Besi tidak akan mungkin terjadi tanpa beliau.
“Paus asal Polandia tersebut tahu bahwa krisis budaya saat ini adalah seruan penting untuk kembali secara bijaksana ke warisan sejarah bersama yakni kekristenan. Dalam hal ini, Paus yang kemudian menjadi santo … seorang pelindung nilai-nilai Eropa yang merupakan landasan yang tidak dapat dilepaskan dari peradaban modern”, kata Uskup Agung Gadecki.
“Dua puluh tujuh tahun masa pontifikasi Paus Yohanes Paulus II (16 Oktober 1978-2 April 2005) merupakan terobosan bagi Gereja dan dunia baik dari segi ajaran maupun pengaruh sosialnya”, tulis Gadecki. Ia menambahkan bahwa pada tahun 2019, ia telah meminta Paus Fransiskus untuk menyatakan Yohanes Paulus II sebagai Pujangga Gereja dan santo pelindung Eropa atas nama para pemimpin Gereja Polandia.
Pujangga Gereja adalah orang yang ajaran-ajaran dan kekudusannya diakui berperan penting bagi Gereja semesta. Saat ini ada 36 orang Pujangga Gereja yaitu : Santo Gregorius Agung, Santo Ambrosius, Santo Agustinus, Santo Hieronimus, Santo Yohanes Krisostomus, Santo Basilus Agung, Santo Gregorius dari Nazianze, Santo Atanasius, Santo Thomas Aquino, Santo Bonaventura, Santo Anselmus, Santo Isidorus dari Sevilla, Santo Petrus Krisogolus, Santo Leo Agung, Santo Petrus Damianus, Santo Bernardus dari Clairvaux, Santo Hilarius dari Poitiers, Santo Alfonsus Maria Liguori, Santo Fransiskus dari Sales, Santo Sirilus dari Aleksandria, Santo Sirilus dari Yerusalem, Santo Yohanes Damaskus, Santo Beda Venerabilis, Santo Efrem, Santo Petrus Kanisius, Santo Yohanes dari Salib, Santo Robertus Belarminus, Santo Albertus Magnus, Santo Antonius dari Padua, Santo Laurensius dari Brindisi, Santa Teresa dari Avila, Santa Katarina dari Siena, Santo Teresa dari Lisieux, Santo Yohanes dari Avila, Santa Hildegard dari Bingen, dan Santo Gregorius dari Narek.
Eropa saat ini memiliki tujuh santo/santa pelindung. Santo Benediktus dari Nursia dinyatakan sebagai “santo pelindung seluruh Eropa” oleh Paus Paulus VI pada tahun 1964. Selama masa kepausannya, Paus Yohanes Paulus II menyatakan Santo Sirilus dan Santo Metodius, Santa Bridget dari Swedia, Santa Katarina dari Siena, Santa Teresa Benedikta dari Salib (Edith Stein), Santo Jadwiga dari Polandia sebagai santo/santa pelindung Eropa.
(Peter Suriadi – Bogor, 7 Februari 2020)