Family Weekend Day 2019

Family Weekend Day (FWD) merupakan acara tahunan yang diadakan Keuskupan Bogor yang diadakan dari tanggal 5 hingga 7 Juli 2019 di Erema Village, Cisarua. Acara ini terinspirasi dari kegiatan Yesus, Maria dan Yosef yang setiap Paskah selalu ke Nazaret dan juga untuk membantu masalah keluarga yang sedang dihadapi keluarga-keluarga kristiani.

Kami sekeluarga sebelumnya belum pernah mengikuti acara ini, tetapi diajak oleh teman untuk mengikuti FWD ini. Saya mengikuti acara ini bersama suami dan dua anak saya. Biaya pendaftaran untuk mengikuti acara FWD ini sebesar Rp100.000,- per orang.

Pada hari H, kami sekeluarga berkumpul bersama keluarga lain di parkiran gereja SFA pada pukul 12.00 untuk berangkat ke Erema Village bersama-sama. Kami menempuh perjalanan melalui jalur alternatif, dikarenakan jalur Gadog ke Cisarua sangat macet. Setelah melalui perjalanan yang lumayan jauh, kami akhirnya sampai di Erema Village pada pukul 13:30. Sesampainya disana , kami langsung melakukan check-in dan diberikan name tag, lalu menuju kamar yang telah disiapkan untuk menyimpan barang-barang.

Dikarenakan adanya waktu kosong untuk menunggu peserta-peserta yang belum sampai sebelum acara pertama , yakni snack sore, kami sekeluarga memutuskan untuk menjelajahi Erema Village ini. Ternyata tempat ini cukup luas dan memiliki banyak spot-spot bagus untuk foto-foto.

Setelah semua peserta sampai, kita disediakan snack sore. Lalu semua peserta diajak untuk mengikuti misa pembukaan yang dibuka oleh Uskup kita Mgr. Paskalis Bruno Syukur dan Romo Sutarno. Misa berjalan selama satu setengah jam, lalu dimulai acara ramah tamah dan foto-foto per paroki dilanjutkan dengan istirahat untuk membersihkan diri sebelum makan malam dan kegiatan api unggun. Pada acara ini juga diumumkan untuk keluarga yang membutuhkan konseling dapat mendaftar ke panitia, untuk waktu dan tempatnya akan diberitahukan kemudian.

Pada acara api unggun, semua peserta diajak untuk mengelilingi api unggun dan menari yang diiringi lagu dan dipandu oleh panitia. Pada acara ini disediakan jagung bakar, pisang rebus, dan bajigur hangat. Kegiatan ini sangat seru dan menyenangkan. Acara api unggun ini ditutup dengan doa oleh ketua pelaksana dan Romo Sutarno, lalu kami dipersilahkan kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

Di hari kedua, dimulai dengan misa pada pukul 6 pagi yang dilanjut dengan sarapan pagi. Setelah selesai, dimulailah acara sesi pertama dimana seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok, yakni kelompok dewasa lanjut (berusia 60+ tahun atau sudah mempunyai cucu), dewasa umum, OMK, dan anak-anak. Setiap kelompok ditempatkan di ruangan yang berbeda. Peserta terbanyak ternyata dari kelompok dewasa lanjut. Saya bersama suami dimasukkan ke kelompok dewasa umum yang dipimpin oleh Pak Hendri dan mengundang pembicara psikolog Ibu Yohana. Disitu kami dibagi pengalaman-pengalaman dari Ibu Yohana dalam menghadapi masalah keluarga dan cara penanganannya. Sesi ini menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang cara mendidik anak, yang pada zaman milenial ini semuanya serba elektronik dan gadget. Setelah break, dilanjut dengan sesi kedua, yang dibawakan oleh Romo Sutarno mengenai fase-fase kehidupan manusia, dari dari dalam kandungan hingga tua. Dan pada sesi ketiga semua kelompok dikumpulkan kembali ke satu ruangan. Sesi ini digunakan untuk menunjukkan hasil dari sesi sebelumnya.

Pertama-tama dimulai dari kelompok anak-anak yang masing-masing menunjukan hasil gambar mereka tentang keluarganya masing-masing. Dilanjut kelompok OMK, dimana mereka diminta untuk menulis pada tiga potong kertas kecil, yang pertama menulis surat cinta untuk orang tua mereka, lalu yang kedua untuk menuliskan kesamaan sifat dirinya dengan orang tuanya, lalu yang terakhir merupakan janji untuk membantu orang tua dalam kesehariannya. Setiap potongan kertas kecil ini digabungkan ke satu papan kertas dan dibacakan oleh pembina OMK. Banyak tulisan anak-anak itu yang menyentuh perasaan dan membuat sangat terharu.

Acara hari itu ditutup dengan acara games dan outbond. Kami semua dibagi menjadi 10 kelompok dimana masing masing kelompok itu terdiri dari 12 sampai 14 peserta. Ada 5 permainan yang harus di mainkan oleh masing masing kelompok yaitu :

Game pertama, memindahkan bola sepak diatas pipa besar yang diikat dengan tali tali yang harus ditarik oleh semua anggota kelompok, agar pipa itu tegak lurus. Kemudian bolanya dijaga agar tidak jatuh selama melintasi lapangan, siapa yang sampai lebih dahulu keujung lapangan dan menaruh pipa ke tempatnya akan menjadi pemenang. Tiap game diperlombakan oleh 2 kelompok.

Game kedua, meniup bola pingpong diatas gelas air mineral yang diisi air, dari gelas pertama sampai ke gelas enam, bola pingpong yang jatuh sebelum gelas terakhir harus diulang lagi dari gelas pertama.

Game ketiga melempar gelang gelang plastik agar bisa masuk ke tonggak, setiap anggota diberi kesempatan melempar 7 gelang, kelompok yang bisa memasukan gelang ke tonggak paling banyak itulah yang menang. Setelah itu masing masing anggota harus melempar botol air mineral yang diisi air dan harus ditangkap oleh anggota lain dengan tempat sampah.

Game keempat, menebak kata yang diperagakan oleh salah satu anggota kelompok kemudian anggota lainnya harus menebak secepatnya kata yang dimaksud sebelum keduluan tertebak oleh kelompok lain.

Game kelima memindahkan tali dengan posisi kami saling bergandengan tangan dari pemain pertama sampai pemain terakhir. Seru abis semua game itu. Selain bersenang senang kami dapat menambah erat hubungan dengan anggota lain, karena sama sama berjuang untuk mencapai tujuan bersama.

Pada malam harinya ada acara performance dimana masing masing paroki menyumbang acara untuk memeriahkan acara tersebut. Ada acara menyanyi, sandiwara sampai acara Wushu. Kemudian ditutup dengan acara pengumuman pemenang game, door price dan acara karaoke bebas.

Dihari terakhir di hari Minggu diawali dengan acara senam dan jalan sehat pada pukul 6 pagi. Dalam acara tersebut kami diberi kesempatan mengambil foto untuk acara kontes foto. Setelah itu dilanjutkan dengan mandi pagi dan sarapan.Acara selanjutnya adalah acara gembala menjawab dimana para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan Monsinyur atau Romo akan menjawab. Acara Gembala menjawab selesai, ditutup dengan Misa yang dilanjut makan siang bersama. Kemudian semua peserta bersiap untuk pulang, dan tepat pukul 14.30 kami pulang.

Sungguh suatu acara yang sangat mengesankan untuk keluarga kami, selain menambah pengetahuan mengenai keluarga juga menambah teman baru. Semoga acara Family Weekend ini dapat secara rutin diselenggarakan dan semua keluarga Kristiani lain mau dan bisa ikut berpartisipasi untuk menambah keeratan hubungan antar keluarga Katolik.

(Susan Talib)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *