Artikel

Proses Beatifikasi Orangtua Santo Yohanes Paulus II

TAHAP PERTAMA PROSES BEATIFIKASI ORANGTUA SANTO YOHANES PAULUS II DIMULAI

Tahap pertama dalam proses beatifikasi dan kanonisasi Hamba Allah Emilia Wojtyła née Kaczorowska dan Hamba Allah Karol Wojtyła, orangtua Paus Santo Yohanes Paulus II, berlangsung pada tanggal 7 Mei 2020 di Basilika Penyerahan Santa Perawan Maria di Wadowice, Polandia.

Setelah pengadilan Gereja dibentuk untuk memeriksa kekudusan kedua kandidat tersebut, Uskup Keuskupan Agung Krakow Marek Jędraszewski memimpin Misa Kudus yang khidmat untuk kelancaran perjalanan proses tersebut.

Pendalil dari proses kanonisasi Karol dan Emilia Wojtyła adalah Pastor Sławomir Oder, yang juga seorang pendalil dari proses beatifikasi dan kanonisasi Yohanes Paulus II.

Upacara peresmian dihadiri oleh Stanisław Kardinal Dziwisz, sekretaris pribadi Uskup Agung Karol Wojtyła dan Paus Yohanes Paulus II. “Saya ingin bersaksi di sini, pada titik ini, di hadapan Uskup Agung dan para imam yang berkumpul, bahwa sebagai sekretaris lama Kardinal Karol Wojtyla dan Paus Yohanes Paulus II, saya mendengar berkali-kali dari beliau bahwa beliau memiliki orangtua yang kudus”, kata Kardinal Dziwisz.

“Ada sukacita yang luar biasa memulai proses beatifikasi dan rasa syukur yang yang luar biasa kepada Allah atas kehidupan Emilia dan Karol Wojtyła serta kenyataan bahwa kita akan dapat mengenal mereka lebih dan lebih lagi. Mereka akan menjadi teladan dan teladan bagi banyak keluarga yang ingin menjadi kudus”, kata Pastor Paweł Rytel-Andrianik, juru bicara Konferensi Waligereja Polandia.

Karol, seorang letnan Angkatan Darat Polandia, dan Emilia, seorang guru sekolah, menikah di Krakow 10 Februari 1906. Pasangan Katolik itu melahirkan tiga anak : Edmund pada tahun 1906; Olga, yang meninggal tak lama setelah kelahirannya; dan Karol Junior pada tahun 1920.

Keluarga itu dikenal sebagai umat Katolik yang setia dan menolak berkembangnya anti-Semitisme pada saat itu. “Kedekatan keluarga sangat memengaruhi perkembangan rohani dan kecerdasan Karol junior yang di kemudian hari menjadi Paus Yohanes Paulus II”, kata Konferensi Waligereja Polandia.

Emilia telah menerima sebuah pendidikan agama formal. Sebelum ia meninggal karena serangan jantung dan gagal hati pada tahun 1929, sang ibu adalah tumpuan iman bagi rumah itu. Pada saat kematiannya, Karol Junior akan berusia 9 tahun satu bulan lagi.

“Emilia Wojtyła lulus dari sekolah biara para Suster Cinta Ilahi. Dengan penuh dedikasi dan cinta, ia mengurus rumah dan merawat kedua putranya Edmund dan Karol”, kata Konferensi Waligereja Polandia.

Sang ayah membesarkan kedua putranya sendirian sampai kematiannya 12 tahun kemudian. Karol adalah pria yang penuh doa dan mendorong Karol Junior untuk bekerja keras dan rajin belajar. Sang ayah juga melakukan pekerjaan keluarga seperti menjahit pakaian kedua putranya.

“Karol Wojtyła senior sebagai seorang ayah adalah orang yang sangat religius, pekerja keras, dan teliti. Yohanes Paulus II berulang kali menyebutkan bahwa beliau melihat ayahnya berlutut dan berdoa bahkan di malam hari. Ayahnya yang mengajarinya berdoa kepada Roh Kudus yang menyertainya sampai akhir hayatnya”, kata Konferensi Waligereja Polandia.

( Peter Suriadi – Bogor, 8 Mei 2020 )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *